Memperoleh rahmat dari
Allah Swt merupakan suatu anugerah yang besar. Karena itu, menjadi
keharusan bagi kita untuk mensyukurinya. Namun, sebagaimana kita
ketahui, mensyukuri segala sesuatu bukanlah sekedar mengucapkan
alhamdulillah, tapi kita harus manfaatkan segala anugerah dari Allah itu
untuk mengabdi kepada-Nya. Dalam kaitan ini, maka kita harus
membuktikan diri sebagai orang yang bersyukur atas rahmat yang diberikan
Allah kepada kita dengan memiliki sikap dan prilaku sebagaimana yang
disebutkan Allah tentang orang-orang yang memperoleh rahmat-Nya.
Sabar Dalam Menghadapi Musibah
Ujian dalam kehidupan
orang yang beriman merupakan sesuatu yang pasti dan biasa terjadi, baik
ujian berupa hal-hal yang menyenangkan atau malah sebaliknya bila
dilihat dari sudut pandang duniawi. Apabila ujian yang tidak
menyenangkan menimpa diri orang yang memperoleh rahmat dari Allah, maka
dia menghadapinya dengan penuh kesabaran. Sabar dalam arti tetap
bertahan dalam kebenaran sehingga meskipun kesulitan menerpa
kehidupannya, dia tidak akan sampai putus asa lalu menghalalkan segala
cara dalam upaya mengatasi kesulitan hidup. Inilah ciri penting dari
orang yang telah memperoleh rahmat dari Allah Swt sebagaimana firman-Nya
yang artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa
inna ilaihi raji’un. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk (QS 2:155-157).
Berlaku Lemah Lembut
Da’wah merupakan
kewajiban bagi setiap muslim setiap kemampuan dan potensinya
masing-masing. Dalam da’wah, tentu harus berinteraksi atau berkomunikasi
dengan orang lain, karena da’wah pada hakikatnya adalah
mengkomunikasikan ajaran Islam kepada orang lain agar terjadi perubahan
pada orang tersebut, baik pemahaman, sikap maupun prilaku sebagaimana
yang dikehendaki.
Agar da’wah bisa
diterima oleh orang lain, maka kita amat dituntut untuk berlaku lemah
lembut dan orang yang telah memperoleh rahmat dari Allah Swt, niscaya
bisa berlaku lemah lembut dalam sikap dan tingkah lakunya terhadap orang
lain, Allah Swt berfirman yang artinya: Maka disebabkan rahmat dari
Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu (QS 3:159).
Tidak Mengikuti Syaitan
Syaitan merupakan musuh
utama orang beriman dalam kehidupan di dunia ini. Karena itu, jangan
sampai seorang mu’min mengikuti apa yang dikehendaki oleh syaitan, ini
merupakan konsekuensi penting bagi seseorang yang ingin mencapai
kedudukan muslim yang kaffah atau menyeluruh. Allah berfirman yang
artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhannya dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS 2:208).
Bagi orang yang
memperoleh rahmat dari Allah Swt, maka dia tentu akan menjadi orang yang
tidak akan mengikuti keinginan-keinginan syaitan meskipun bila
mengikutinya dia akan memperoleh keuntungan yang bersifat duniawi, Allah
Swt berfirman yang artinya: Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat
Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaitan, kecuali sebahagian
kecil saja (diantamu) (QS 4:83)
Tidak Sesat
Kesesatan dari jalan
kehidupan yang benar sebagaimana yang ditentukan oleh ajaran Islam
merupakan sesuatu yang amat buruk. Orang yang sesat akan selalu
cenderung pada perbuatan yang merugikan dirinya maupun orang lain,
selalu mengarah pada kejahatan dan bernilai dosa, bahkan dengan sebab
kesesatan, Allah Swt membinasakan suatu kaum, yakni kaun Tsamud
sebagaimana yang dikemukakan Allah dalam Al-Qur’an yang artinya: Dan
adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka
lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar
petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan
(QS 41:17).
Karena betapa hinanya
hidup dalam kesesatan dan Allah amat murka kepada orang yang menempuh
jalan yang sesat, maka syaitan selalu berusaha 24 jam setiap harinya
dalam upaya menyesatkan manusia, dan sudah banyak manusia yang berhasil
disesatkan, karenanya kita harus berfikir keras agar kita tidak
disesatkan syaitan, hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya yang
artinya: Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar
diantaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? (QS 36:62).
Apabila seseorang telah
memperoleh rahmat dari Allah Swt, maka dia tidak akan berhasil
disesatkan oleh syaitan dan orang-orang yang mengikuti syaitan, bahkan
mereka hanya menyesatkan diri mereka sendiri, Allah berfirman yang
artinya: Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu,
tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu.
Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka
tidak dapat membahayakanmu sedikitpun (QS 4:113)
Senang Pada Persatuan
Ciri penting lain yang
disebutkan Allah di dalam Al-Qur’an tentang orang yang memperoleh rahmat
dari Allah adalah senang pada persatuan, sehingga orang yang senang
pada persatuan itu selalu menyelesaikan dan mengatasi perbedaan dan
persoalan dengan merujuk kepada sumber Islam itu sendiri yakni Al-Qur’an
dan sunnah. Allah Swt tidak menciptakan manusia seperti robot yang
dengan mudah bisa disatukan, tapi Allah menciptakan manusia dengan
potensi yang dimilikinya berupa hati, akal dan panca indra untuk
berfikir dan menentukan sikap.
Dalam kenyataan, kita
rasakan dan kita lihat betapa banyak manusia yang belum memperoleh
rahmat dari Allah Swt sehingga yang terjadi, manusia malah cenderung
pada memperbesar perbedaan perdapat hingga bercerai berai, bukan mencari
titik temu dan bersatu padu. Karena itu, apabila seseorang telah
memperoleh rahmat dari Allah Swt, niscaya mereka senang pada persatuan
dan selalu mencari titik temu dengan rujukan Al-Qur’an dan sunnah dalam
menghadapi perbedaan pendapat diantara sesama manusia, apalagi sesama
muslim, hal ini difirmankan Allah yang artinya: Jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat
oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu
(keputusan-Nya) telahg ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi
neraka jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya
(QS11:118-119).
Tidak Mengikuti Hawa Nafsu
Setiap manusia diberikan oleh Allah nafsu atau berbagai keinginan dalam hidupnya di dunia ini. Bagi seorang muslim, berbagai keinginan dalam hidup ini hanya akan dituruti manakala keinginan itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Hal ini karena, apabila seseorang selalu menuruti segala keinginannya, termasuk keinginan yang tidak benar, maka hal itu berarti telah menuhankan hawa nafsunya yang selalu cenderung pada kesesatan, Allah berfirman yang artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran (QS 45:23).
Karena itu, bagi orang
yang memperoleh rahmat dari Allah Swt, niscaya dia tidak akan mengikuti
begitu saja keinginan hawa nafsunya, tapi dia akan mengendalikannya
secara baik sehingga segala keinginan dicapai dan dipenuhi dengan
cara-cara yang dibenarkan Allah Swt, misalnya nafsu terhadap harta
diperoleh harta yang banyak dengan usaha yang halal, nafsu seksual
dilampiaskan melalui jalur pernikahan yang merupakan penghalalan bagi
keinginan seksual dan begitulah seterusnya. Nafsu yang terkendali dengan
baik inilah yang kemudian disebut dengan nafsu yang diberi rahmat oleh
Allah Swt sehingga orang yang memperoleh rahmat Allah mampu
mengendalikan hawa nafsunya dengan baik, Allah berfirman yang artinya:
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi
rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang (QS 12:53).
Dengan demikian menjadi
jelas bagi kita bahwa, bila seseorang mensyukuri rahmat dari Allah Swt,
niscaya akan memberikan pengasuh yang sangat positif dalam hidupnya di
dunia maupun di akhirat.
Semoga Bermanfaat !!!
Semoga Bermanfaat !!!
thanks gan atas infonya
BalasHapusSama-sama , mampir lagi ya mas
BalasHapus