Sebagai umat manusia kita harus senantiasa taat menjalankan perintahnya agama, yaitu dengan menjalankan segala perintah Allah, serta meninggalkan apa-apa yang dilarang olehnya, di abad 21 ini, mungkin banyak diantara kita yang masih berkurang memperhatikan dan mempelajari akhlak. Yang perlu diingat, bahwa Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang memang seharusnya kita utamakan,disamping mempelajari akhlak. Karena tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah, seseorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baiknya manusia.
Namun, pada pernyataannya dilapangan. Usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak perlu dibina. Dri pembinaan tersebut akan terbentuk pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan rasul-Nya hormat kepada ibu bapak dan sayang kepada sesama mahluk ciptaan Allah.
Dengan demikian pembentukan
akhlak dapat diartikan sebagai usaha-usaha sungguh-sungguh dalam rangka
membentuk akhlak anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan
pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dan konsisten.
Pembentukan Akhlak Dan Yang Mempengaruhi Akhlak
Definisi
Ada
dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistik (kebahasaan), pendekatan terminologik
(peristilahan).
Dari sudut pembahasan, akhlak
berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun خُلُقٌ yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat[3]. Kata
tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalaqun
خَلْقٌ yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan خَالِقٌ
yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun مَخْلُوْقٌ yang
berani yang diciptakan.
Ibnu Athir menjelaskan bahwa:
Hakikat
makna khuluq itu, adalah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa
dan sifat-sifatnya), sedang khalqi merupakan gambaran bentuk luarnya
(raut muka, warna kulit, tinggi rendahnyaaa tubuh dan lain sebagainya).
Imam al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
Akhlak
ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan
pikiran (lebih dahulu).
Dr. M. Abdulah Dirroz, mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
Akhlak
adalah sesuatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan
kehendak mana berkombinasi mambawa kecendrungan pada pemilihan pihak
yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal
akhlak yang jahat).
Dari beberapa pengertian
tersebut di atas, dapatlah dimengerti bahwa akhlak adalah tabiat atau
sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa
tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angankan lagi.
Pembentukan Akhlak
Pembentukan
akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha
pendidikan, latihan, usaha keras dan pembinaan (muktasabah), bukan
terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia
termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata
hati, hati nurani, dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan
pendekatan yang tepat.
Akan tetapi, menurut sebagian
ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk karena akhlak adalah insting
(garizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini cendrung
kepada perbaikan atau fitrah yang ada dalam diri manusia dan dapat juga
berupa kata hati atau intuisi yang selalu cendrung pada kebenaran.
Dengan pandangan seperti ini maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya,
walaupun tanpa bentuk atau diusahakan (ghair muktasabah). Kelompok ini
lebih lanjut menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin ini tidak akan
sanggup mengubah perbuatan batin.
Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Setiap
perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia
timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar
kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan
pasti bersumber dari kejiwaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umunya, ada tiga aliran yaitu:
1) Aliran Nativisme
Menurut
aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap diri seseorang
adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa
kecendrungan, bakat, dan akal. Jika seorang telah memiliki bawaan kepada
yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut lebih baik. Aliran ini
begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang menghargai peranan
pembinaan dan pendidikan.
2) Aliran Empirisme
Menurut
aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap pembentukan diri
seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial[6]; termasuk
pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan dan pembinaan
yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika
sebaliknya. Aliran ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh
dunia pendidikan dan penjajahan.
3) Aliran Konvergensi
Menurut
aliran ini faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni
faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial).
Fitrah dan kecendrungan ke arah yang lebih baik yang dibina secara
intensif secara metode.
Aliran ini sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat dan hadits di bawah ini.
Artinya: Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Artinya: setiap anak yang
dilahirkan dalam keadaan (membawa) fitrah (rasa ketuhanan dan
kecendrungan kepada kebenaran). Maka kedua orang tuanya yang membentuk
anak itu menjadi yahudi, Nasrani, atau majusi. (HR. Bukhori).
Dari ayat dan hadits tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa pelaksana utama dalam pendidikan adalah kedau orang tua.
Akhlak adalah tabiat atu sifat
seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa
tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang mealahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi.
Menurut cara pembentukannya, akhlak dibedakan menjadi dua cara yaitu:
- Insting yang dibawa manusia sejak lahir tanpa dibentuk atau usahakan (ghair muktasabah)
- Hasil usaha dari pendidikan, latihan pembinaan, perjuangan keras dan sungguh-sungguh (muktasabah)
Proses Pembentukan Akhlak Dan Yang Mempengaruhi Akhlak >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Proses Pembentukan Akhlak Dan Yang Mempengaruhi Akhlak >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Proses Pembentukan Akhlak Dan Yang Mempengaruhi Akhlak >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK 8s